AMSOil 10w-30 part 2

Pertama dimasukin oli ini, odometer di Vario saya menunjukkan 11630x (jarang dipake ya? hehehe...). Menurut si penjual, efek oli ini agak aneh karena nggak langsung terasa seperti waktu dulu saya ganti oli Red Line. Di motor dia aja, efeknya baru terasa setelah 3 hari. "Seperti motor baru lagi", katanya. Oke, saya tunggu aja sambil dipakai seperti biasa.

Hari pertama, memang sih rasanya biasa aja. Paling kick starter-nya jadi lebih enteng. Getar di setang juga masih terasa seperti sebelum ganti oli ini. Tapi bukan Gorboman namanya kalo nggak penasaran. Sambil nyemplak, saya tajamkan feeling saya. Hmm... Ada yang aneh. Koq jadi lebih cepat naik ke 60 kpj ya? Selebihnya masih seperti biasa. Saya pikir ini wajar toh namanya juga baru ganti oli.

Hari kedua, motor saya terasa sedikit lebih berat. Susah sekali untuk merasakan angin menerpa badan di saat bukaan gas sudah agak besar. "Ah, mungkin belum... Kan 3 hari. Odometer aja baru lewat 100 km.", pikir saya. Ya sudah, akhirnya saya lanjutkan aja sambil berakhir minggu jalan-jalan sama pacar. Lumayan juga hari itu saya mutar-mutar ke sana sini. Suara motor sekarang jadi ikutan agak berat. Makin sulit buat saya untuk merasakan peningkatan performa, padahal feeling sudah dibikin setajam mungkin.

Malamnya saya pulang dari rumah pacar. Jam menunjukkan pukul 23.00 WIB saat saya memasuki putaran balik sebelum By Pass (Cipinang Jaya / Casablanca) arah Kampung Melayu. Seperti biasa, karena jalanan sudah sepi maka saya pacu Vario saya supaya cepat sampai ke kosan. Selama perjalanan, feeling saya kembali saya tajamkan. Hmmm... 0 - 60 kpj terasa ringan, lalu jadi agak berat. Saya putar bukaan gas sedikit sekali untuk menambah kecepatan dan apa yang terjadi. Speedometer di Vario saya bergerak ke 80 kpj dengan lebih cepat dari biasanya!

Wow! Meskipun suara mesin dan terpaan angin masih terasa berat, tak terasa kecepatan sudah naik lagi ke 90 kpj. Beberapa kali saya harus melakukan manuver agak panik karena rem tidak bisa memperlambat kecepatan seperti biasanya. Oalah... betul-betul berasa seperti baru bisa naik motor deh. Di tanjakan, speed saya bisa stabil di 80 kpj, nyaris sama rasanya seperti waktu Vario saya masih dipasangi HiT Clutch. Kayak gimana ya kalo HiT Clutch-nya dipasang lagi? Pasti mantaf!

Lalu seperti biasa, ketika memasuki putaran balik sebelum Mal Ambassador, saya kurang kecepatan dan mulai jadi biker baik-baik lagi. Banyak polisi yang naik moge juga soalnya. Malas aja kan kalo tau-tau ngeliat spion ada moge pake flasher. Dan seperti biasa juga, banyak motor-motor ngotot melewati motor saya. Mungkin sebelum saya mengurangi kecepatan, mereka tidak dapat kesempatan untuk menyusul. Padahal seharusnya bisa lho... Wong CC mesinnya aja pada lebih besar daripada Vario saya. Hmm... Oli yang aneh.

Hari ketiga, odometer sudah menunjukkan 118xx km. Maaf saya nggak hafal, lagi males jalan ke motor soalnya ada di parkiran bawah. :P Seperti biasa, keluar dari lingkungan kos saya menuju Sudirman lalu ke arah kantor. Lho?! Getaran di setang koq jadi halus ya? Tenaga motor juga jadi lebih berasa. Cepat sekali Vario saya bisa meraih speed tinggi. Motor pun jadi lebih nyaman dan perjalanan jadi bisa lebih saya nikmati. Wah! Ini dia khasiat aneh bin ajaib dari si AMSOil, oli mesin yang baunya nggak seperti oli. Betul juga kata si penjual, setelah 3 hari baru terasa khasiatnya. Canggih pisan ini oli teh. Padahal cuma oli mesin, nggak pake teh. *halah!*

So far, saya puas dengan hasilnya. Tinggal kita tunggu tahan berapa lama AMSOil ini dibanding dengan si Red Line. Tolong diingatkan seandainya saya lupa: odometer awal 11630x km dan diisi bulan Januari 2008. Perkiraan saya, dengan pemakaian yang nggak intens seperti biasanya, oli ini seharusnya bisa bertahan hingga 5 bulan (dengan catatan bulan ke 4 mulai terasa nggak enak). Seandainya bisa lebih, mungkin saya akan jadi pengguna tetap oli ini. :)

Tertarik untuk mencoba?