Wednesday, March 21, 2007

Group Riding di Mata Pemula

"Engine on!"

Inilah kalimat yang akrab terdengar di saat melakukan group riding. Biasanya Road Captain yang meneriakkan perintah tersebut sambil mengacungkan jari jempol tangan kirinya. Sebagai pemula, saya dibekali pengetahuan mengenai kode-kode tangan untuk berkomunikasi sesama anggota group, mulai dari menunjukkan arah perjalanan, menunjukkan hazzard di jalan, hingga tata cara memberitahu bahwa rider mengalami kesulitan. Kode-kode ini harus diteruskan hingga ke belakang supaya semua anggota group terinformasikan.

Malam itu, jam sudah menunjukkan pukul 12.00 WIB. Kegelisahan semakin terlihat di raut wajah panitia dan petugas safety riding. Di kepala saya terpikir, "Wah! Adrenalin mulai naik nih." Mungkin karena group ride malam itu diikuti oleh sedikitnya 30 motor di mana sebagian besar peserta adalah pemula, ditambah kami harus mengejar waktu untuk tiba di tujuan. Kesempatan kali ini merupakan pengalaman pertama saya bermotor dalam group besar.

Terlihat tongkat lampu voorrijder dan tangan kiri road captain mengisyaratkan group untuk bergerak maju. Deru suara puluhan motor seolah menggema seiring group mulai bergerak meninggalkan lokasi pemberangkatan. Sepanjang jalan kami bergerak dalam kecepatan cukup aman, rata-rata sekitar 40 kpj. Tak terasa lama, suasana kota Jakarta mulai hilang saat kami memasuki Pondok Cabe menuju Parung. Jalur ini memang rute saya untuk pulang pergi Bogor - Jakarta hampir setiap akhir minggu. Seharusnya saya tidak merasa tegang, tapi entah kenapa malam itu adrenalin saya tinggi sekali.

Memasuki Parung, group mulai bergerak agak cepat, rata-rata 60 kpj. Jantung saya serasa dipacu mengingat saya tahu betul daerah ini jalannya super jelek. Apalagi di musim hujan seperti sekarang ini, bukanlah hal yang aneh jika tiba-tiba ada lubang besar baru yang menganga di tengah jalan. Jelas sekali terlihat rekan-rekan group saya tidak dapat menikmati group riding kali ini. Emosi yang meledak sedikit saja bisa membuat acara group riding ini batal. Inilah kekhawatiran utama saya. Namun bodohnya saya, terlalu memikirkan rekan-rekan hingga tidak konsen sendiri. Motor saya sering oleng karena beban pikiran.

Memang group riding kali ini masih banyak kekurangannya dari segi safety. Misalnya jarak antar motor yang dipaksa untuk kurang dari 2 detik dengan formasi 2 baris tanpa zig-zag membuat kami kesulitan untuk melihat hazzard di depan kami. Beberapa kali formasi sempat acak-acakan karena jumlah anggota group yang terlalu banyak dan hazzard di jalan yang sporadis. Saat memasuki kawasan Salabenda, Bogor, saya jadi korban bahayanya kurangnya penglihatan di saat group riding. Motor saya menghajar lubang dengan cukup keras. Untungnya tidak sampai jatuh tapi selangkangan saya sakit sekali dibuatnya. Rider di depan saya pun tidak bisa disalahkan karena terlambat memberi kode. Ini murni kesalahan formasi group yang tidak mau saya ulangi lagi.

Setibanya di pemberhentian, saya mencek kondisi ban dan roda-roda motor saya. Ternyata tidak apa-apa, syukurlah. Setelahnya saya berpamitan dan memisahkan diri dari rombongan untuk melanjutkan perjalanan menuju rumah. Alhamdulillah, saya tiba di rumah dengan selamat meskipun di perjalanan sempat tidak sengaja melihat "yang halus-halus". Hiiiyyy!!!

Sebelum tidur saya merenung, sepertinya memang dibutuhkan semacam special course untuk group riding supaya perjalanan dan kebersamaan bisa lebih dinikmati.

4 comments:

  1. hmm .. jadi ingat saat pertama kali turing dulu deh ... hehehe. tapi jangan khawatir, mas. 'kaum Honda' biasanya cepat mengadopsi prosedur safety riding dalam turing, terlebih karena panutannya ada dan 'dekat'. itu lho, HTML :D

    ReplyDelete
  2. kalo boleh jujur sih, mas, saya malah bingung dgn panduan group riding lokal. sebelumnya saya sudah coba mempelajari dari video bikinan Motorcycle Safety-Riding Foundation, USA. Ternyata beda terutama di bagian formasi group.

    Sepertinya memang masih harus disempurnakan lagi nih untuk yang lokal. :)

    ReplyDelete
  3. wuih .. sampai dibandingkan ? jelas lokal masih kalah. wong nggak sedikit yang ngomong safety riding tapi mendadak jadi begundal jalanan pas touring, xixixixi ....

    panduan tur memang layaknya dimiliki dan dipahami. tapi acapkali pelaksanaannya membutuhkan improvisasi. terlebih kondisi jalan dan situasi terus berubah.

    ayo, saya mau lihat HVC jadi jempolan soal turing yaa ... :D

    ReplyDelete
  4. Insya Allah, mas Tok. Saya cuma bisa bantu sosialisasikan dari dalam aja. Sisanya, tetap harus sering dibiasakan. Baik safety riding maupun group riding. ;)

    ReplyDelete