Wednesday, March 14, 2007

Basic Tuning CVT

Performa standar masing-masing skuter memang berbeda. Namun ada saja orang-orang yang tidak puas dengan performa standar yang didapat. Contohnya: Saya! Honda Vario yang dicap responsif sekali oleh salah seorang teman saya, justru tidak bisa memberikan kepuasan pada saat perjalanan jauh. Ternyata tenaga Vario sering ngeden di tengah-tengah. Nah lho!

Lalu bagaimana caranya agar si Vario bisa memiliki performa yang sesuai dengan keinginan saya? Ada yang bilang bore up adalah jalan terbaik. Mungkin karena pengaruh program Impossible Matic yang menampilkan Yamaha Mio 325 cc. Di Thailand memang ada yang pasang mesin CBR di Honda Click. Kalau saya tiru, pasti saya bangkrut duluan.

Ada juga yang menyarankan untuk meng-crack limitter pada CDI bahkan mengganti CDI. Kendalanya, saya harus ganti busi juga yang belum tentu cocok. Kalau asal pasang, bisa-bisa Vario saya mogok di jalan. Bisa lebih runyam lagi kalau mogoknya sewaktu saya sedang dalam perjalanan jauh di malam hari.

Setelah mencari informasi sebanyak-banyaknya, maka pilihan saya jatuh kepada melakukan tuning pada sistem CVT. Saya hanya perlu mengganti bagian-bagian tertentu dari CVT dan tidak perlu mengubah mesin maupun CDI. Nah... Artikel kali ini akan membahas sekilas mengenai bagian-bagian CVT secara umum dan bagaimana masing-masing bagian mempengaruhi performa skuter matic. Informasi dalam artikel ini mudah-mudahan dapat membantu rekan-rekan pembaca untuk melakukan tuning terhadap CVT.

---


Bagian CVT

Masing-masing pabrikan skuter matic biasanya men-design sendiri sistem CVT-nya sehingga dapat menghasilkan performa yang berbeda dari kompetitor, baik dalam bentuk irit, ngebut, responsif, halus, bertenaga, dsb. Pada umumnya, bagian-bagian sistem CVT pada skuter matic yang dapat diperoleh dengan cukup mudah di pasaran adalah roller, drive belt, driven pulley spring, clutch spring, clutch dan variator. Lalu bagaimana sebetulnya perbedaan sistem CVT ini mempengaruhi kinerja skuter?

Contoh yang mudah pada produk Honda Vario, sistem CVT-nya mampu menghasilkan tenaga bawah yang paling besar dibanding kompetitornya. Sayangnya, tenaga tengah dan atas justru dikorbankan. Buktinya, banyak yang mengeluhkan sulit mencapai 100 kpj pada speedometer padahal 0 - 80 kpj bisa diraih dengan cukup mudah. Gosipnya, hal ini karena design variator yang sedemikian rupa. Di sinilah rahasia iritnya Vario. Gosipnya lho... Silakan dibuktikan sendiri.

Contoh-contoh lainnya:
Kymco Free EX, sistem CVT-nya justru kendor tenaga bawah namun cukup hebat di tenaga tengah dan atas. Rata-rata perbaikan dilakukan dengan mengganti roller dengan yang lebih ringan dan mengganti per kopling dengan yang lebih lentur. Sementara di Kymco jenis Trend SR, justru banyak dikomplain karena tarikan awalnya yang bisa mendadak responsif sekali. Lalu si pemain lama, Yamaha Mio, diklaim kedodoran di awal namun kalau sudah kencang bisa amit-amit kecepatannya. Ada juga Suzuki Spin yang dapat aproval untuk penilaian keseluruhan dari teman saya yang bisa dibilang veteran di dunia skuter matic, namun menurut orang dalam Suzuki yang menemani beliau di saat test ride, si Spin ini masih kalah sama Kymco Free LX. Nah lho!

Sebelum dilanjutkan, saya mohon para pembaca tidak menjadikan penilaian di atas sebagai tolok ukur skuter matic mana yang paling bagus. Sebaiknya, pilihlah skuter matic yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Kalau mau bilang bagus sih, mending ngelirik produk-produk maxi scooter yang 250 cc ke atas deh. Misalnya Honda Silverwing ABS gitu. Hahaha!

Kembali ke topik pembahasan. Dari titik ini, tentunya perlu diketahui apa saja pengaruh dari penggantian masing-masing bagian tersebut. Mari kita bahas satu per satu:

Roller
Bagian paling umum dalam tuning skuter matic. Secara umum, roller berpengaruh terhadap akselerasi. Roller pada skuter matic berjumlah 6 buah dan terletak di dalam puli atau sering disebut rumah roller (front pulley). Penggantian roller dapat dilakukan secara keseluruhan atau kombinasi masing-masing 3 roller dari dua berat yang berbeda. Makin ringan berat keseluruhan rollernya, semakin cepat akselerasi skuter. Semakin berat roller, maka akselerasi akan berkurang, tapi tekanan terhadap driven pulley akan semakin besar dan dapat menambah speed si skuter. Roller tersedia dalam berbagai berat dan ukuran. Bahan yang diklaim bagus untuk roller adalah teflon yang dapat meminimalisir aus dan menjaga bentuk roller agar tidak lekas benjol / melonjong.

Drive Belt
Banyak yang menyebutnya dengan fan belt atau v-belt. Drive belt yang kurang baik sering menyebabkan selip pada CVT. Akibatnya banyak tenaga mesin terbuang percuma. Belt yang bagus harus dapat mencengkeram front pulley dan driven pulley dengan baik. Kendala utama belt pada sistem CVT yang telah di-tuning yaitu mudah aus bahkan cepat putus. Cukup menjengkelkan kalau sampai terjadi di tengah perjalanan. Pemilihan
bahan belt turut berperan. Bahan yang diklaim paling kuat dan bagus untuk sistem CVT yang telah di-tuning adalah kevlar. Tentu harganya pun lebih mahal daripada belt biasa.

Driven Pulley Spring / Torque Spring
Sering disebut sebagai per CVT. Tugasnya untuk menekan driven pulley sedemikian rupa agar kecepatan dapat beranjak tinggi. Rata-rata torque spring tipe racing memiliki daya pegas yang sangat keras. Hal ini ditujukan agar dapat lebih maksimal menahan tekanan dari drive belt terhadap driven pulley di saat kecepatan tinggi. Namun jangan sampai sembarangan memasang torque spring! Jika terlalu keras, maka akibatnya drive belt akan mendapat 'perlawanan' yang lebih berat dan menjadi jauh lebih cepat aus, bahkan putus. Selain itu, akibatnya dapat lebih cepat merusak driven pulley karena terus menerus mendapat tekanan yang tinggi.

Clutch Spring
Banyak disebut dengan per kopling. Tugasnya adalah membuat kopling 'menggigit' setelah RPM mencapai putaran tertentu. Begitu juga saat terjadi loss atau selip pada CVT (yang memang lumrah terjadi), clutch spring kembali membuat kopling mencengkeram driven pulley dan CVT pun kembali dapat menyalurkan tenaga mesin ke putaran roda. Pelajari baik-baik tipe clutch spring agar diperoleh hitungan yang tepat terhadap seberapa cepat kopling mencengkeram driven pulley dari keadaan stasioner.

Clutch
Semua skuter matic yang tinggal gas-rem-gas-rem pasti menggunakan clutch (kopling) tipe kering. Clutch ini tidak memerlukan oli kopling dan hanya akan menggigit pada angka RPM tertentu. Jika RPM berada di bawah angka tersebut, clutch dengan sendirinya tidak akan menggigit atau selip. Clutch yang bagus akan mampu menerima beban lebih besar daripada clutch standar bawaan pabrik. Beban berat biasa terjadi saat skuter disemplak berboncengan atau ketika bergerak di jalan menanjak. Salah satu indikasi yang sering terlihat adalah jarum speedometer yang menurun dengan kondisi grip gas stabil. Clutch tertentu mampu meminimalisir bahkan menghilangkan gejala penurunan performa tersebut, hingga batas beban yang ditentukan tentunya.

Variator
Ada juga yang menyebutnya sebagai puli atau rumah roller. Memang di dalam variator inilah 6 buah roller ditempatkan. Design bentuk ramp / bidang miring pada variator berpengaruh terhadap speed atau tenaga tengah ke atas. Perputaran variator menimbulkan pergerakan sentrifugal pada roller yang kemudian menekan piringan variator. Pergerakan variator ini membuat belt bergerak mengencang dan mengendur. Melalui pergerakan inilah kecepatan sebuah skuter matic berubah-ubah. Sayangnya, saya belum dapat informasi lebih lanjut mengenai design ini. Bentuk seperti apa yang lebih bagus untuk tenaga bawah dan yang seperti apa yang bagus untuk mengejar top speed? Nanti akan saya update jika sudah ada data-datanya. ;)

---


Ada special case pada Vario. Karena tenaga bawahnya yang sudah sangat responsif, maka diperlukan set roller yang lebih berat untuk menunjang speed.

Teorinya:
"semakin keras spring, maka butuh roller berat untuk 'memaksa' driven pulley menutup (artinya menekan torque spring) melalui distribusi dari drive belt"

Tebakan saya, selain design variator yang unik, driven pulley spring bawaan Vario sudah cukup keras. Sebab melaui perbandingan berat roller standar Vario dengan roller standar skuter lainnya, 13 gram sudah termasuk cukup berat. Skuter lain yang menggunakan berat tersebut rata-rata kelasnya 125 cc ke atas, sementara Vario hanya 108 cc saja. Bisa saja tebakan saya ini salah. Jika Anda tahu informasi yang lebih benar, silakan bantu share dengan teman-teman pembaca lainnya dengan mengisi comment pada artikel ini.

Demikianlah hal-hal yang dapat saya bahas dalam artikel ini. Mudah-mudahan bisa berguna Sebetulnya masih banyak hal yang dapat dilakukan untuk membuat performa skuter kita lebih ganas lagi. Namun saya rasa untuk penggunaan sehari-hari yang mewajibkan safety riding hingga penggunaan untuk keperluan touring, tuning pada CVT sudah cukup memenuhi kebutuhan tersebut. Mohon maaf apabila ada kekurangan dalam artikel ini. Apabila memang ada, saya
mohon koreksinya. :)

---


Terima kasih kepada pihak-pihak berikut yang telah berbaik hati untuk berbagi informasi kepada / dengan saya:
1. Komunitas Kymco Indonesia.
2. Kang Ryan si Dokter Puli Indonesia.
3. Mas Velino untuk postingan-postingannya yang membuat saya terus penasaran untuk meningkatkan performa Vario saya.
4. Mas Tok. atas artikel testimoni produk Dr. Pulleynya.
5. Opa Al & Pak Andreas untuk Kei Kurnia Motor.
6. Yudha & Iman, teman membahas performa di klub.
7. Mas Andri untuk sesi YM di sore hari yang penuh pencerahan.

... maaf kalau ada yg terlewat oleh saya. Masih muda sudah pikun. Hahahahaha!

---

..:(?): VARIO CASE :(?):..

1. Kalau Mas Velino dan Mas Andri menyarankan untuk mengubah roller menjadi lebih berat untuk meningkatkan speed, apakah artinya torque spring standar Vario termasuk cukup keras?

2. Jika saya tidak mau mengubah berat roller, dapatkah saya mengganti torque spring Vario dengan yang lebih lembut untuk juga mendapatkan peningkatan speed?

3. Sliding Roller diklaim mampu menambah tingkat akselerasi.
Kombinasi SR 13 gr dengan torque spring Trend menghasilkan Vario yang jauh lebih ringan, namun butuh bukaan grip gas yang lebih besar dan teknik mengurut gas yang lebih teliti untuk mendapatkan speed tinggi. Hipotesa sejauh ini: ganti variator. Sementara menunggu budget untuk membeli variator, langkah apa yang dapat saya lakukan untuk menambah speed Vario saya?

12 comments:

  1. Driven Pulley masih belum dibahas.

    Sebelum beranjak lebih jauh, pahami dulu mekanisme CVT seperti yang sudah saya berikan, setelah itu dilanjutkan ke pengetahuan teknik tuning seperti link saya saya kasih sebelumnya.

    Setiap modifikasi pasti ada side efek. Yang terutama, tentukan dulu ingin meningkatkan sisi apa dari skuternya? Low, mid or high RPM? Sebab tuning CVT akan mempengaruhi hal ini. Pasti ada yang harus dikorbankan. Kecuali selain tuning transmisi, mas Aria ingin tuning parts lainnya pula, nah kalau ini lain cerita.

    ReplyDelete
  2. Wah, ada mas Ai. Driven Pulley memang saya belum paham betul, mas. Saya masih belum paham betul soal modifikasi Driven Pulley dan part terkait apa saja yg sudah banya beredar di pasaran. Mungkin setelah ada beberapa referensi, baru kemudian saya tulis jadi artikel. :)

    Untuk menjawab paragraf yang kedua, saya lebih prefer kita bikin workshop ringan aja di KM. Sekalian membuat bedah mini Honda Vario. Skuter saya jadi kelincinya deh. Nanti kita ngobrol2 lagi aja soal waktunya, mas. :)

    ReplyDelete
  3. hmm ... tulisannya baguuuuus sekali. menyenangkan untuk dibaca dan mudah dipahami oleh pemula seperti saya. saya angkat topi untuk keinginan mas gorbo menekuni dunia matik juga atas brotherhood yang ditunjukkan.

    salut, mas. asli, salut ! :)

    ReplyDelete
  4. Terima kasih atas pujiannya, mas Tok. Saya tersanjung karena terus terang blog ini juga dibuat dengan inspirasi dari mas Tok.

    Syukurlah kalo tulisan saya bisa mudah dicerna. Saya termasuk beruntung juga karena mendapat kesempatan untuk menggali ilmu dari berbagai narasumber yang pastinya jempolan.

    Dari pemula untuk sesama pemula dan hobby-ist skuter matic, mudah2an bisa bermanfaat. Amiin.

    ReplyDelete
  5. wah, jadi bisa belajar banyak masalah CVT, eh... workshopnya udah jadi belum? boleh ikut gak?

    ReplyDelete
  6. Workshop belum sempat direalisasikan. Tapi kalo jadi boleh ikutan koq.

    ReplyDelete
  7. Mas boleh saya ikutan berkomentar...saya juga penggemar matic, dari buatan jepang, china , korea dll.., dari yg pernah saya alami sih...motor matic yang tarikan awalnya kuat..biasanya driven pulleynya diameternya besar , jadi seperti motor dengan rantai memakai gir besar di belakang...,baru kemudian driven pulley membuka ( diameter mengecil) dan variator menutup ( diameter membesar ). Pada waktu posisi top ini saya kira yang bisa menambah kecepatan motor cuma RPM mesin yang lebih tinggi atau final gear yg lebih kecil ( halus ). dan tentunya tuning pada CVT standart yg dibuat oleh pabrik sudah yg paling seimbang untuk hitungan output mesin standart. dari apa yang di katakan mas ai_zeus betul sekali, tuning CVT pasti ada yg dikorbankan low. mid atau high RPM. dan dari yang sudah saya coba...penuh trial and error. saya lebih condong dengan pernyataan mas bahwa vario irit dan menurut saya mio lebih boros,. mungkin lebih irit biaya dan lebih mudah kalo coba di jetting karburatornya dulu ya mas..?, kalo dilihat kelemahan vario di kecepatan 80 ke 100 km/jam, kalo di karburator mungkin wilayah kerjanya profil jarum karburator atau main jetnya...sebab kalo dikejar dengan per CVT ( driven pulley ) yang lebih lentur nanti tarikan bawahnya yg berkurang.kalo dilihat dari spek mesinya Vario 108cc, bore x strokenya 50 x 55 kompresi 10,7 : 1, mio 113,7 cc bore x stroke 50 x 57,9 kompresi 8.8 : 1, seharusnya vario lebih galak di rpm tinggi, karena strokenya lebih pendek,... kecuali mungkin pasokan bahan bakarnya yang kurang sesuai...wah jadi kepanjangan ya mas...mohon maaf kalo ada yg salah dari yang saya kemukakan...sistem CVT memang sangat menarik mas...simple tapi juga ngga mudah untuk di kuasai. saya juga ingin tau kalo mas sudah dapat tuning yg pas untuk masin atau CVT varionya...karena saya belum punya vario mas....belum kesampaian buat beli...he..he....

    ReplyDelete
  8. Wah! Berbobot sekali komentarnya, mas bmoer. Terima kasih atas sharing pengetahuannya.

    Saya sendiri lebih tertarik bermain di sektor CVT sebagai usaha optimalisasi kemampuan scooter. Betul sekali, CVT memang gampang2 susah, sudah begitu mahal pula. Tapi buat saya justru di situlah menariknya ngutak-ngutik scooter matic.

    Sekedar sharing ttg Vario, ada teman saya yang ganti gear ratio. Menurut perhitungan beliau, gear ratio yang terpasang di Vario memang dioptimalkan untuk pemakaian dalam kota. Dengan kata lain, memang sengaja Vario dibuat bertenaga di awal tapi memble di akhir, sesuai dengan karakteristik lalu lintas dan jalanan perkotaan khususnya di Asia Tenggara. Setelah diganti melalui serentetan perhitungan, beliau sudah bisa lebih mengoptimalkan performa Varionya.

    Seandainya saya butuh yang lebih kencang lagi larinya, sepertinya saya harus bongkar celengan lebih untuk beli Honda Airblade. Atau mungkin saya lebih cocok naik skuter yang kelasnya ada di antara Vario dan Airblade (untuk kelas mesin 100an cc).

    Untuk sektor mesin (termasuk karbu) saya lebih suka orisinil saja. Kalaupun memang saya ada minat thd performa mesin yg lebih besar, saya lebih memilih untuk bore up BPKB alias ganti tunggangan. Hehehe...

    Anyway, terima kasih untuk sharing experiencenya yang sangat bermanfaat, mas. :)

    ReplyDelete
  9. Mas, saya pelajar SMAN di Cianjur. Kebetulan saya pake Mio Soul. Motor ini butuh tarikan yang agak keras buat nyampe 60 kpj. Pas saya tarik gas full, kok cuma nyampe 95 kpj yah? masih kalah sama sky wave.
    Apa solusi terbaiknya buat kedua masalah di atas ya Mas? Makasih banyak sebelumnya.

    ReplyDelete
  10. Mas, saya pelajar SMAN di Cianjur. Kebetulan saya pake Mio Soul. Motor ini butuh tarikan yang agak keras buat nyampe 60 kpj. Pas saya tarik gas full, kok cuma nyampe 95 kpj yah? masih kalah sama sky wave.
    Apa solusi terbaiknya buat kedua masalah di atas ya Mas? Makasih banyak sebelumnya.

    ReplyDelete
  11. @ annonymous (pada demen banget sih ga ngasih nama):

    masalahnya mungkin bukan di skuter kamu, tapi di cara kamu ngegasnya. jangan langsung dibejek poll karena percuma. coba diurut pelan2 sambil gasnya "dikocok". vario aja bisa sampe 80 kurang dari 5 detik, masa mio yg cc nya lebih gede ga bisa sih?

    kalo soal top speed, itu macem2 faktornya. bisa jadi pas masa2 inreyen dibawanya kurang optimal (bukan maksimal lho). bisa juga dari olinya yg kurang bagus. coba aja dulu di inreyen ulang pake cara motoman break in secrets. yg ini cari sendiri di google ya.

    kalo soal lawan skywave mah itu dua faktor: (1) cc mesin beda ya jelas performa beda; (2) skywave itu performa terbaiknya justru di putaran atas, kalo putaran bawah kurang nonjok.

    gitu kira2 penjelasannya dari saya.

    ReplyDelete
  12. Saya suplai ke toko2 sparepart motor, contoh saya ada Pulley mio, dengan harga @Rp. 785.000,-, dan masih banyak sparepart lain dengan harga miring, orisinil lho. Hub saya 081289384513

    ReplyDelete